Kedudukan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
TUGAS SOFTSKILL
“ETIKA BISNIS”
“ETIKA BISNIS”
Nama : Lely Adindasari
Npm : 16214018
Npm : 16214018
Kelas : 3EA14
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN TANGGUNG JAWAB
LINGKUNGAN PADA PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Ni Wayan
Oktariani1
Ni Putu Sri
Harta Mimba2
1Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail:
oktariani37@yahoo.com / telp: +62 85 93 61 34 310
2Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kewajiban perseroan di Indonesia
dalam mewujudkan transparansi pembangunan yang berkelanjutan dengan berpijak
pada tripple bottom lines yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hutang, profitabilitas,
ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, komposisi dewan komisaris dan
tanggung jawab lingkungan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
periode 2008-2012 dengan 30 sampel penelitian yang diperoleh menggunakan metode
purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, dan komposisi dewan
komisaris tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan sedangkan variabel hutang, profitabilitas dan tanggung jawab
lingkungan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Kata kunci: karakteristik
perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial, tanggung jawab lingkungan
ABSTRACT
Corporate social
responsibility disclosure is the obligation of the corporate in Indonesia in
realizing sustainable development transparency with tripple bottom lines based
on the economic, social and environmental. This research aimed to determine the
effect of debt, profitability, company size, foreign ownership, board of
commissioners composition and environmental responsibility to corporate social
responsibility disclosure. This research conducted to mining companies listed
in Indonesian Stock Exchange 2008-2012 period with 30 sample obtained using
purposive sampling method. The analysis technique used in this study is the
technique of multiple linear regression analysis. The results showed that the
variables company size, foreign ownership, and board of commissioners
composition did not have significant effect to corporate social responsibility
disclosure while variables debt, profitability and environment responsibility
had significant effect to corporate social responsibility disclosure.
Keywords:
company characteristic, environmental responsibility, social responsibility
disclosure
PENDAHULUAN
Perusahaan
yang menjalankan aktivitas selain menghasilkan keuntungan, juga harus membantu
memecahkan masalah-masalah sosial terkait, atau tidak perusahaan ikut
menciptakan masalah tersebut bahkan jika disana tidak mungkin ada potensi
keuntungan jangka pendek atau jangka panjang (Holmes, 1976). Hal itu karena
masyarakat semakin menyadari dampak sosial dan lingkungan dan menuntut
perusahaan agar berupaya mengatasinya. Hampir 70% kerusakan lingkungan di
Indonesia disebabkan oleh perusahaan pertambangan (Bangkapos.com, 28 September
2012). Di Indonesia sudah ada 4 perusahaan sektor pertambangan yang diduga
mencemari sejumlah sungai di wilayah perusahaan beroperasi yang menyebabkan
pendangkalan hingga kerusakan hulu sungai (Bisnis Indonesia Mobile, 28 Mei
2012). Empat perusahaan itu adalah PT. Adaro Tbk., PT. Arutmin, PT. Freepot,
dan PT. Kideco Jaya Agung. Kasus lain adalah PT Newmont Nusa Tenggara yang
melakukan pembuangan tailing ke laut.
Konsep CSR merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap para
pemangku kepentingan (stakeholders) dan/atau pihak yang terkena dampak
dari keberadaan perusahaan. Adanya dampak dari aktivitas perusahaan telah
menyadarkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi dapat dikurangi agar dapat
dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Tekanan stakeholders terhadap
perusahaan untuk dapat secara efektif melakukan kegiatan lingkungan serta
tuntutan agar perusahaan menjadi akuntabel juga menyebabkan meningkatnya
perusahaan yang melakukan pengungkapan lingkungan (Deegan dan Gordon, 1996).
Konsep pembangunan berkelanjutan berlandaskan triple bottom lines (TBL)
antara lain ekonomi, sosial dan lingkungan. Ketentuan mengenai pelaksanaan CSR
di Indonesia diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan
UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan juga terdapat dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
(sebagai pengganti Bapepem LK) No. X.K.6
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-431/BL/2012 tentang
Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Penelitian
mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk sektor
pertambangan sudah dilakukan oleh para peneliti luar maupun dalam negeri, namun
relatif masih sedikit. Pentingnya pengukuran tanggung jawab sosial perusahaan
membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai variabel yang
mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu karakteristik
perusahaan meliputi variabel hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan,
kepemilikan saham asing, komposisi dewan komisaris, dan tanggung jawab
lingkungan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2012. Peneliti mengangkat sektor pertambangan karena sektor
berkaitan eksploitasi sumber daya alam yang berhubungan erat dengan limbah dan
pencemaran lingkungan sehingga memiliki tingkat risiko industri dan lingkungan
yang tinggi. Lingkungan bekas tambang tidak bisa dikembalikan seperti 100%
lingkungan awal sebelum kegiatan pertambangan.
Tahun 2008 digunakan sebagai tahun awal dalam penelitian ini
karena peraturan terkait pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu UU
No. 40 Tahun 2007 dan UU No. 25 Tahun 2007 berlaku efektif akhir tahun 2007
sehingga tahun 2008 perusahaan dianggap telah mampu dan siap untuk melakukan
pengungkapan. Tahun 2012 digunakan sebagai tahun akhir dalam penelitian ini
karena hasil penilaian PROPER terakhir adalah tahun 2012. Berdasarkan pemaparan
latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah bagaimanakah pengaruh
masing-masing variabel hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan
saham asing, komposisi dewan komisaris, dan tanggung jawab lingkungan pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI periode 2008-2012.
Teori
legitimasi menyatakan perusahaan secara kontinyu bertindak sesuai norma dan
batas dalam masyarakat, atas usahanya tersebut perusahaan berharap agar
kegiatannya didukung oleh masyarakat (Deegan, 2000). Tilt (1994) menyebutkan
bahwa legitimacy theory merupakan kontrak antara perusahaan dan
masyarakat. Perwujudan legitimasi dalam dunia bisnis dapat berupa pelaporan
kegiatan sosial dan lingkungan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976)
menjelaskan adanya konflik kepentingan dalam hubungan keagenan disebabkan oleh
perbedaan tujuan dari manajer dan pemilik perusahaan dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Naser,
et al., (2006) dalam Febrina dan Suaryana (2011) berpendapat hutang berhubungan
positif dengan pengungkapan, karena perusahaan yang berisiko tinggi berusaha
untuk meyakinkan investor dan kreditor dengan pengungkapan yang lebih detail.
Hutang yang digunakan perusahaan mempengaruhi ketersediaan informasi yang
semakin banyak untuk memenuhi kebutuhan kreditur (Djoko dan Laras, 2009). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh penelitian Waryanto (2010), Febrina dan Suaryana
(2011), Uwalomwa, et al., (2011), Yintayani (2011), dan Nur dan
Priantinah (2012) menemukan bahwa hutang berpengaruh signifikan pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil
berbeda ditemukan oleh penelitian Sembiring (2005), Rawi (2008), dan Fahrizqi
(2010). Hipotesisnya adalah (Sugiyono, 2012:69).
H01:
Hutang tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
Ha1:
Hutang berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
Haryanto
(2007:92) dalam Noor, et al., (2011) menyatakan earning yang
lebih tinggi memotivasi manajemen untuk menyajikan informasi yang lebih banyak.
Manajer ingin meyakinkan kepada pemilik atau investor tentang profitabilitas
yang dicapai perusahaan agar
mereka meningkatkan kompensasi untuk manajemen, untuk itu pihak
manajemen melakukan pengungkapan yang lebih luas yang salah satunya adalah
pengungkapan tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh penelitian Nurkhin (2010), Febrina dan Suaryana (2011),
Uwalomwa, et al., (2011), Fahrizqi (2010), dan Yintayani (2011)
menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil berbeda ditemukan oleh penelitian Sembiring (2005) dan Nur
dan Priantinah (2012). Hipotesisnya adalah:.
H02: Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
Ha2:
Profitabilitas berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
Sembiring
(2005) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berbanding lurus dengan biaya
keagenan sehingga diperlukan pengungkapan informasi yang luas. Perusahaan yang
memiliki sumber daya yang relatif besar memiliki kemampuan untuk mendorong
penyediaan informasi untuk keperluan operasi perusahaan (Almilia dan Ikka,
2007). Hasil penelitian oleh penelitian Sembiring (2005), Waryanto (2010),
Fahrizqi (2010), Febrina dan Suaryana (2011), dan Nur dan Priantinah (2012)
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil
berbeda ditemukan oleh penelitian Nurkhin (2010). Hipotesisnya adalah:
H03:
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
Ha3:
Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
Keuntungan legitimasi diperoleh perusahaan yang memiliki
kepemilikan asing sehingga mendapatkan eksistensi yang tinggi dalam jangka
panjang. Pengungkapan tanggung
jawab sosial dianggap sebagai media untuk membuktikan kepedulian
perusahaan terhadap masyarakat. Jika perusahaan mempunyai ikatan dengan stakeholder
asing, maka perusahaan akan mendapat dukungan dalam megungkapkan tanggung
jawab sosial (Puspitasari, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian Rustiarini (2010), Khan, et al., (2012) serta Politon dan Sri
(2013) menemukan bahwa kepemilikan saham asing berpengaruh signifikan pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil berbeda ditemukan oleh penelitian Novita dan Djakman (2008).
Hipotesisnya adalah:
H04: Kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI
Ha4: Kepemilikan saham asing berpengaruh signifikan pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI
Keberadaan
komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral terhadap segala kebijakan
yang dibuat oleh direksi. Karena komisaris independen tidak terpengaruh oleh
manajemen, mereka cenderung mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi
yang lebih luas kepada stakeholders. Dengan demikian, semakin besar
komposisi dewan komisaris dalam dewan dapat mendorong pengungkapan informasi
sosial dan lingkungan yang lebih luas.
Webb (2004) menyatakan dewan komisaris independen memainkan peran
penting dalam meningkatkan image perusahaan. Oleh karena itu, dewan
komisaris independen dapat mendorong perusahaan untuk mengungkapakan informasi
sosial dan lingkungannya karena hal tersebut dapat meningkatkan image perusahaan
di mata masyarakat. Hanifa dan Cooke (2005) menyatakan bahwa komisaris
independen berusaha mempublikasikan aktivitas perusahaan dan memberikan tekanan
pada perusahaan untuk mengungkapkan laporan keberlanjutan dalam rangka
memastikan keselarasan antara keputusan organisasi, tindakan perusahaan dengan
nilai-nilai sosial dan legitimasi perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh penelitian Badjuri (2011) dan Nurkhin (2010) menemukan bahwa komposisi
dewan komisaris berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Hasil berbeda ditemukan oleh penelitian Waryanto (2010) dan
Ratnasari dan Prastiwi (2010). Hipotesisnya adalah:
H05: Komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI
Ha5: Komposisi dewan komisaris berpengaruh signifikan pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI
Perusahaan
pertambangan yang memiliki tanggung jawab lingkungan akan mendapat penilaian
baik oleh stakeholders (Almilia dan Wijayanto, 2007). Pengungkapan
lingkungan perusahaan tambang mempunyai konsekuensi karena proses produksinya
memanfaatkan sumber daya alam secara langsung. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) menemukan bahwa kinerja lingkungan
berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hipotesisnya adalah:
H06:
Tanggung jawab lingkungan tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
Ha6:
Tanggung jawab lingkungan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan dengan mengunduh data dari situs resmi
Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Populasinya adalah seluruh
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2012. Penentuan sampel melalui purposive sampling. Jumlah data dalam
penelitian ini sebanyak 6 perusahaan x 5 tahun = 30 data observasi.
Rumus
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dihitung:
CSRDIJ = Corporate Social
Responsibility Disclosure Index perusahaan j
ΣXij
= Xi bernilai 1 jika item i diungkapkan dan Xi bernilai 0 jika item i tidak
diungkapkan
Hutang dihitung dengan
rumus:
Profitabilitas
dihitung dengan rumus:
Ukuran perusahaan
diukur melalui perhitungan:
Ukuran perusahaan =Ln (total aset)
Kepemilikan
saham asing dihitung dengan rumus:
Komposisi
dewan komisaris dihitung dengan rumus:
Tanggung
jawab lingkungan diukur melalui PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan
memberikan nilai sesuai dengan peringkat warna yang diperoleh perusahaan
Tabel 1.
Nilai Berdasarkan peringkat PROPER
Peringkat
Warna
|
Nilai
|
Emas
|
5
|
Hijau
|
4
|
Biru
|
3
|
Merah
|
2
|
Hitam
|
1
|
Sumber : Data Diolah, 2013
Teknik analisis data meliputi analisis statistik deskriptif, uji
asumsi klasik (uji normalitas data, uji autokorelasi, uji multikolonieritas,
dan uji heteroskedastisitas) dan analisis regresi linear berganda. Persamaan
regresi yang digunakan adalah.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5
+ β6X6 + ε
Keterangan:
Y = Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
α = Konstanta
β1-6 = Koefisien
Regresi
X1 = Hutang
X2 = Profitabilitas
X3 = Ukuran
perusahaan
X4 = Kepemilikan
saham asing
X5 = Komposisi dewan
komisaris
X6 = Tanggung jawab
lingkungan
ε =
koefisien error
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Tabel 2.
Hasil Analisis Regresi
Linear Berganda
Unstandardized
Coefficients
(B)
|
Standardized
Coefficients
(Beta)
|
t
|
Sig
|
Adjusted R2
|
|
Konstanta
|
1,198
|
2,627
|
0,015
|
||
Hutang
|
-0,057
|
-0,616
|
-3,769
|
0,001
|
|
Profitabilitas
|
-0,236
|
-0,521
|
-2,619
|
0,015
|
|
Ukuran Perusahaan
|
-0,017
|
-0,136
|
-0,992
|
0,332
|
|
Kepemilikkan saham asing
|
-0,005
|
-0,364
|
-1,915
|
0,068
|
0,551
|
Komposisi Dewan Komisaris
|
-0,751
|
-0,151
|
-1,059
|
0,301
|
|
Tanggung Jawab Lingkungan
|
0,155
|
0,444
|
2,47
|
0,021
|
Sumber : data diolah (2013)
Persamaan regresi
dari berdasarkan hasil SPSS adalah sebagai berikut.
Y = 1,198 - 0,057X1 - 0,236X2 - 0,017X3 - 0,005X4 – 0,751X5 + 0,155X6
Nilai
adjusted R2 sebesar 0,551 yang berarti 55,1 persen pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan dipengaruhi oleh hutang, profitabilitas ukuran
perusahaan, kepemilikan saham asing, komposisi dewan komisaris, dan tanggung
jawab lingkungan dan sisanya sebesar 44,9 persen dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengaruh
variabel hutang (X1) pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y)
menunjukkan p-value sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,025, maka Ha1 diterima.
Hal ini berarti bahwa hutang berpengaruh negatif dan signifikan pada
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penyempitan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan saat perusahaan memiliki hutang yang
tinggi (Sembiring, 2005). Pelaporan laba yang tinggi dilakukan saat perushaan
memiliki tingkat hutang tinggi yang mengakibatkan pelanggaran kontrak kredit
(Belkaoui dan Karpik, 1989). Pengurangan biaya pengungkapan dilakukan agar
pelaporan laba menjadi tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Arthana (2012), Nur dan Priantinah. (2012),
Uwalomwa, et al., (2011), dan Waryanto (2010).
Pengaruh
variabel profitabilitas (X2) pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
(Y) menunjukkan p-value sebesar 0,015 lebih kecil dari 0,025, maka Ha2
diterima. Hal ini berarti bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan
signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan
laporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan tetap dilakukan walaupun
tingkat laba perusahaan tidak stabil karena informasi tersebut diperlukan oleh
para investor (Sembiring, 2005). Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Arthana (2012) dan Wahyu dan Apriwenni (2012).
Pengaruh variabel ukuran perusahaan (X3) pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,332 lebih
besar dari 0,025, maka Ha3 ditolak. Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hal ini didukung dengan argumen bahwa setiap perusahaan pastinya
menghadapi isu-isu yang rumit yang menyangkut tentang tanggung jawab sosial
yang dilakukannya. Isu-isu tersebut jumlahnya sangat banyak dan berubah-ubah tergantung
pada situasi dan kondisi. Aturan perusahaan yang kaku tidak dapat menangani
isu-isu tersebut. Baik perusahaan apakah itu besar ataupun kecil memiliki cara
pandang tersendiri dalam memandang program CSR itu penting atau tidak dilakukan
oleh perusahaan. Cara pandang inilah yang pada akhirnya memutuskan apakah
perusahaan akan melaksanakan praktik CSR atau tidak (Yuliana, et al., (2008).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arthana
(2012), Nurkhin (2010), dan Yuliana, et al., (2008).
Pengaruh
variabel kepemilikan saham asing (X4) pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,068 lebih besar dari 0,025, maka
Ha4 ditolak. Hal ini berarti bahwa kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan
pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kepemilikan asing
dikonsolidasikan dengan perusahaan di Indonesia berjumlah kecil sehingga
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan kurang diperhatikan (Waryanto,
2010). Kepemilikan asing di Indonesia belum memperdulikan problem lingkungan
sebagai hal serius untuk diungkapkan dalam laporan tahunan (Machmud dan
Djakman, 2008). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Politan dan Sri (2013), Waryanto (2010) dan Pian (2010).
Pengaruh variabel komposisi dewan komisaris (X5) pada pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,301 lebih
besar dari 0,025, maka Ha5 ditolak. Hal ini berarti bahwa komposisi dewan
komisaris tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hal ini didukung dengan argumen bahwa keberadaan komisaris
independen tidak dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dikarenakan
mereka tidak mempunyai hubungan dengan aktivitas atau operasi sehari-hari
perusahaan (Ahmad, et al., 2003). Persyaratan jumlah anggota komisaris
independen oleh Bapepam LK mewajibkan minimal 30% dari dewan komisaris. Pada
penelitian ini rata-rata perusahaan memiliki independensi 33%. Kondisi ini
memperlihatkan bahwa jumlah komisaris independen lebih kecil dari pada
keseluruhan dewan komisaris, kurang memiliki pengaruh dalam pengambilan
keputusan dan bahkan kurang independen dalam menjalankan fungsinya sehingga
keputusan dan tindakan yang dilakukan tidak objektif. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010) serta Ratnasari
dan Prastiwi (2011).
Pengaruh
variabel tanggung jawab lingkungan (X6) pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,023 lebih kecil dari 0,025, maka
Ha6 diterima. Hal ini berarti bahwa tanggung jawab lingkungan berpengaruh
positif dan signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Program pemeringkatan yang dilakukan pemerintah memicu perusahaan untuk
mengungkapkan kepedulian untuk menjaga lingkungan. Perusahaan dengan tanggung
jawab lingkungan yang baik akan cenderung mengungkapkan kinerja mereka karena
hal tersebut menggambarkan berita baik bagi pelaku pasar (Verecchia, 1983 dalam
Suratno, et al., 2006). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pribadi (2012) dan Rakhiemah dan Agustia (2009).
KESIMPULAN DAN SARAN
Hutang, profitabilitas, tanggung jawab lingkungan berpengaruh
signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Ukuran perusahaan,
kepemilikan, saham asing dan komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh
signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
Perusahaan
pertambangan harus lebih proaktif dalam melaksanakan program tanggung jawab
sosial sehingga program tersebut dapat terealisasi dengan baik dan berdampak
positif pada kehidupan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan dan
masyarakat. Bagi investor dan calon investor perusahaan supaya menjadikan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertimbangan dalam berinvestasi.
REFERENSI
Akhtarudin,
Mohamed, Monirul Alam Hossain, dan Lee Yao. 2009. Corporate Governance and
Voluntary Disclosure in Corporate Annual Reports of Malaysian Listed Firms. JAMAR.
Vol. 7
Almilia,
Luciana Spica dan Ikka Retrinasari. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ.Proceeding
Seminar Nasional. Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis.
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta.
Almilia,
Luciana Spica dan Dwi Wijayanto. 2007. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan
Environmental Disclosure Terhadap Economic Performance. The 1st Accounting
Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia. Depok, (November).
Anggraini,
Fr. Reni Retno, 2006, Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan:
Studi Empiris pada Perusahaan- Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.: 1- 21.
Arthana,
Rony. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks
LQ45 Bursa Saham Indonesia (BEI). Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Vol.
1 No. 2
Aulia,
S., & Kartawijaya, I. (2011). Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line dan
Faktor yang Mempengaruhi : Lintas Negara Indonesia dan Jepang. Simposium
Nasional Akuntansi XIV.
Belkaoui,
Ahmed and Philip G. Karpik. 1989. Determinants of the Corporate Decision to
Disclose Sosial Information. Accounting, Auditing and Accountabilit Journal.
Vol. 2, No. 1, p. 36- 51
BangkaPos.com. 2012. 70 persen Kerusakan Lingkungan akibat Sektor
Tambang. Jumat, 28 September 2012 http://bangka.tribunnews.com/2012/09/28/70-persen-kerusakan-lingkungan-akibat-tambang
Barkemeyer,
Ralf. 2007. Legitimacy as a Key Driver and Determinant of CSR in Developing
Countries. Paper for the 2007 Marie Curie Summer School on Earth System
Governance. Univercity of St. Andrews School of Management, Scotland
Cowen,
S.S., Ferreri, L.B. and Parker, L.D. (1987), “The impact of corporate
characteristics on social responsibility disclosure: a typology and
frequency-based analysis”, Accounting, Organisations and Society, Vol.
12 No. 2, pp. 111-22.
Deegan,
C. dan Rankin,M. (1996). Do Australian companies report environmental news
objectively?, Accounting, Auditing&Accountability Joumal, Vol. 9
No.2, pp. 50-67.
----------.
2002. “ Introduction the Legitimising Efect of Social and Environmental
Disclosure – a
Theoritical
Foundation”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 15
No. 3 pp. 282-311.
Demsetz,
Harold, 1983, The structure of ownership and the theory of the firm, Journal
of Law and Economics 26, 375-390.
Fahrizqi,
Anggara. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Skripsi
Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang.
Febrina,
IGN Agung Suaryana. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia. SNA XIV Aceh
Ghozali,
Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: BP
Universitas Diponegoro
Gray,
R., Owen, D. and Maunders, K. (1988), “Corporate social reporting: emerging
trends in accountability and the social contract”, Accounting, Auditing
& Accountability Journal, Vol. 1 No. 1, pp. 6-20.
Guthrie,
J. and Parker, L.D. (1990), “Corporate social disclosure practice: a
comparative international analysis”, Advances in Public Interest Accounting,
Vol. 3, pp. 159-75.
Hackston,
David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and Environmental
Disclosure in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability
Journal. Vol. 9, No. 1, p. 77-108
Hartono,
Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Heinze,
D.C. (1976), “Financial correlates of a social involvement measure”, Akron
Business and Economic Review, Spring.
Hendriksen, E.S. and M.F.V. Breda. 2000. Accounting Theory.
5th Ed. Prentice Hall
Hidayat,
Bambang, 2007. Pengaruh Size, Profitabilitas, Profile dan Leverage terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005). Skripsi Universitas
Riau.
Jensen,
M,C, and Meckling. 1976. “Theory of the Firm:Managerial Behavior, Agency Costs
dan
Ownership
Structure. Journal of Financial Economics. Vol 3,p. 305-360.Jogensen,
Bjorn N. and
Michael
T. Kischenheiter. 2003. Discretionary Risk. Disclosure. The Accounting
Review. Vol. 78, No.2, P.449-469.
Khan,
Arifur, Mohammad Badrul Muttakin dan Javed Siddiqui. 2012. Corporate
Governance and Corporate Sosial Responsibility Disclosures: Evidence from an
Emerging Economy.
Kiroyan,
N. 2006. Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social
Responsibility (CSR) adakah kaitan diantara keduanya?. Economics Business
Accounting Review: dan Corporate Social Responsibility, 3rd ed, pp 45-58, Departement
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia. Jakarta. Diakses 22 Juni 2013 dari
http://www.knkgindonesia.com/KNKGDOWNLOADS/Indonesia%20Code%20of%20GCG%202006.pdf
Lindblom,
C.K., 1994. The implications of organizational legitimacy for corporate social
performance and disclosure. Working Paper for the American Accounting
Association Public Interest Section. USA.
Marwata.
2001. “The Relation of Company Characteristics and The Quality of Voluntary
Disclosure in Annual Report of Public Registered Company In Indonesia.” Simposium
Nasional Akuntansi IV
Mulyadi.
2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat
Najmudin.
2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta:
Andi Offset
Naser,
K., Al-Hussaini, A., Al-Kwari, D., & Nuseibeh, R. 2006. Determinans of
Corporate Social Disclosure in Developing Countries: The Case of Qatar. Advance
in International Accounting, 19, 1-23.
Nur,
Marzully dan Denies Priantinah. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Indonesia (Studi Empiris
pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Nominal, 1(1), h: 22-34.
Nurkhin, Ahmad. (2009). “Corporate Governance dan Profitabilitas;
Pengaruhnya terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.Jurnal
Magister Akuntansi. Universitas Dipenogoro.
Owen, David. 2005. CSR After Enron: “A Role for the Academic
Accounting Profession?”. Working Paper. Sosial Science Research Network
Pefindo.
2013. Pemeringkatan Pefindo atas Badan Usaha Milik Negara. Pefindo Articles
PT.
Bursa Efek Indonesia. 2008-2012 Laporan Keuangan dan Tahunan. Jakarta. Diakses
Diakses 22 Juni 2013
www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx
Putra,
Eka Nanda. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR). Skripsi Fakultas Ekonomi Ekonomi Universitas
Diponegoro. Semarang.
Rakhiemah,
Aldilla Noor, Dian Agustia. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate
Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya
Sembiring,
Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Simposium
Nasional Akuntansi VIII, Solo, (15 – 16 September).
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.. Bandung:
Alfabeta
Sulastini,
Sri. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure Perusahaan
Manufaktur yang Telah Go Public. Skripsi Universitas Negeri Semarang
Suryani,
Elda Tri. 2013. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate Social Responsibility
Disclosure terhadap Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur Peserta Proper yang
Terdaftar di Bei Tahun 2009-2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau
SWA
Edisi 26/ XXI/ 19 Des 2005 – 11 Jan 2006.
Tarjo.
(2002). “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan
Hutang pada Perusahaan Publik Indonesia”. Tesis S2 Program Pasca Sarjana
UGM, Yogyakarta.
Tilt,
C.A., 1994. The influence of external pressure groups on corporate social
disclosure: Some empirical evidence. Accounting, Auditing and Accountability
Journal 7 (4), 56–71.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Uwalomwa
Uwuigbe., Olubukunola Uwuigbe dan Anijesushola O. Ajayi. 2011. Corporate Social
Responsibility Disclosures by Environmentally Visible Corporations: A Study
of Selected Firms in Nigeria. European Journal of Business and Management, 3(9),
pp: 9-17.
Utama,
Made Suyana. 2009. Buku Ajar Aplikasi Analisis Kuantitatif: Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana
Van
Horn, J.C dan Wachowicz, J.M.1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.
Salemba Empat.Jakarta.
Veronica,
T. M. (2009). Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Gunadarma.
Verrecchia,
R., 1983, Discretionary Disclosure, Journal of Accounting and Economics,
Vol. 5, 179-194.
WALHI.
2005. ”Proper Hijau Dari KLH Dipertanyakan : PT Riau Andalan Pulp and Paper dan
PT Newmont Nusa Tenggara Punya Kinerja Buruk”, (http://www.walhi.or.id/ kampanye /psda/ 050810_properKLH_RAPP-NNT_sp/).
Waryanto.
(2010). Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Luas
Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia. Skripsi Universitas
Diponegoro.
Yintayani,
Nyoman. 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Corporate Social Responsibility
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2009). Tesis Magister Program Studi Akuntansi pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Denpasar
Yuliana, Rita., Bambang Purnomosidhi dan Eko Ganis Sukoharsono.
2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(2), Desember 2008, h: 245-276